GuruPendidikan.Com – Clostridium tetani merupakan basil atau berbentuk batang, bakteri ini ialah Gram positif dan umumnya tampaknya berbentuk seperti tongkat pemukul genderang atau raket tenis ketika diwarnai. Clostridium tetani ialah bakteri yang menyebabkan penyakit tetanus.
Ciri-Ciri Clostridium Tetani
Dalam pembuatan tetanospasmin, sutau toksin biologis merupakan fitur karaktersitik bakteri ini. Yang penampilan aneh ini disebabkan sporulasi yang terjadi di dalam sel. Clostridium tetani sensitif terhadap panas. Clostridium tetani ialah anaerob obligat dan harus bergantung pada fermentasi.
Sebagai anaerob obligat, tidak dapat mentolerir adanya oksigen Clostridium tetani dikenal untuk menyebabkan tetanus, spora bakteri imi memasuki tubuh melalui luka terbuka dan berkecambah sekali di dalam. Clostridium tetani bergerak dengan menggunakan flagela berputar. Organisasi flagella ini ialah peritrichous yang berarti bahwa ada flagela acak berbagai macam sekitar sel.
Clostridium tetani ditemukan di banyak lingkungan yang berbeda tapi pling sering di tanah, debu atau sedimen. Mereka juga ditemukan di saluran usus manusia dan hewan dimana mereka menjadi patogen. Seiring dengan tatanospasmin, Clostridium tetani menghasilkan eksotoksin yang disebut dengan tatanolysin. Bakteri ini terdapat pada bagian luar tubuh manusia dan tersebar luas di tanah.
Gejala-Gejala Akibat Clostridium Tatani
Bakteri ini bersifat an-aerob clostridium tetani yang mana sporanya ini dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal, setelah proses persalinan bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tatanus neonatorum) yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi ialah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.
Gejala-gejala ini biasanya muncul dalam waktu 5 hingga 10 hari setelah terinfeksi tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling sering ditemukan ialah kekauan rahang. Yang lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai. Hanya 2 cm saja, rasanya sakit.
Kejang otot rahang yang dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut ini bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya (trismus). kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat.
Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih. Hal yang demikian ini juga menyebabkan gangguan pernapasan sehingga terjadi kekurangan oksigen. Kondisi seperti inilah yang biasanya tak dapat lagi diberikan pertolongan, karena kematian siap merenggut jika terjadi serangan pada syaraf ini.
Untuk penyembuhan umumnya terjadi selama 4 hingga 6 minggu, tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian dari imunisasi DPT. Setelah lewat masa kanak-kanak imunisasi dapat terus dilanjutkan walaupun telah dewasa. Hal ini dianjurkan setiap interval 5 hingga 10 tahun: 25,30, 35 dan seterusnya. Untuk wanita hamil sebaiknya diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya.
Demikianlah pembahasan mengenai Penjelasan Ciri-Ciri Clostridium Tetani Dalam Biologi semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂
Baca Juga: